Luluh Lantak Diguncang Gempa, Begini Sejarah Kota Cianjur

Cianjur tengah dilanda duka. Beberapa ratus masyarakatnya meregang nyawa karena gempa bumi memiliki kekuatan 5,6 magnitudo yang melelehlantakkan kota di Jawa Barat itu pada Senin (21/11) siang.

Agen bola terpercaya Lepas dari bencana yang menerpanya, Cianjur sebagai salah satunya wilayah yang cukup terkenal hal hasil taninya. Wilayah ini mempunyai beras favorit yang digemari beberapa orang, yakni Pandan Harum.

Sama sesuai namanya, beras yang exist semenjak 1937 itu beraroma pandan. Karena kekhasan itu juga, varietas Pandan Harum tidak dapat ditanamkan di sembarangan daerah; tetapi cuma tumbuh di Cianjur dan wilayah sekelilingnya.

Beras Cianjur dalam Narasi Masyarakat Jawa Barat
Situs agen bola Kekayaan alam yang begitu, nampaknya, mengilhami lahirnya narasi masyarakat Jawa Barat berkenaan asal mula Kota Cianjur. Narasi ini menceritakan mengenai Pak Pelit, tuan tanah yang serakah.

Alkisah, Pak Pelit kuasai beberapa sawah dan kebun dalam suatu dusun yang subur. Sawah dan ladangnya itu hasilkan hasil panen yang melipah ruah. Tetapi, dianya demikian kikir, justru cuma bersedekah sedikit.

Sesuatu saat, keserakahannya itu bawa bencana. Si anak yang mendapatkan pesan dari ‘orang sakti’ ajak Pak Pelit untuk tinggalkan dusun rumahnya karena akan diterpa hujan deras.

Pak Pelit menampik dengan alasan takut hartanya diculik jika dianya tinggalkan rumah. Akhirnya, ia tinggal di dalam rumah tersebut. Dan, si anak dan masyarakat dusun yang lain telah tinggalkan tempat itu.

Betul saja, hujan yang demikian deras lalu banjiri dusun pada malam hari. Pak Pelit dan harta dan hasil sawahnya juga turut terbenam. Di lain sisi, masyarakat dusun yang selamat selekasnya cari tempat baru untuk rumah.

Di dusun yang baru, masyarakat gotong-royong membuat aliran irigasi. Makin lama, dusun itu mempunyai banya sawah dan aliran irigasi, hingga dinamakanlah Cianjur – dengan bahasa Sunda, ‘Ci’ bermakna air.

Sisa Daerah Kerajaan Padjajaran masyarakat jawa barat
Lepas dari betul atau tidak narasi masyarakat itu, catatan sejarah menyangka Cianjur ialah sisi dari daerah Kerajaan Padjajaran.

Sangkaan ini berdasarkan atas jumlahnya keyakinan warga Cianjur yang serupa dengan warga pada jaman kerajaan tersebut.

Sementara, berdasarkan catatan sejarah sah Pemerintahan Wilayah Kabupaten Cianjur, daerah ini pertama kalinya dibangun Raden Wiratanu.

Persisnya sekitaran 12 Juli 1677, putra dari R.A. Wangsa Goparana Dalam Sagara Bingungg itu diberikan tugas untuk menjaga wilayah Cimapag dari kekuasaan penjajahan Belanda.

Singkat kata, sekitaran tengah era ke-17, ada peralihan masyarakat dari Sagara Bingungg yang cari tempat baru di tepi sungai untuk bertani dan menetap. Daerah mereka lalu diberi nama sama sesuai nama sungai di mana permukiman itu ada.

Cikal Akan Cianjur
Bersamaan dengan itu, Raden Djajasasana yang disebut putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga, mau tak mau tinggalkan tempat asal karena beragama Islam. Dan, beberapa Sunan Talaga waktu itu tetap kuat beragama Hindu.

Aria Wangsa Goparana selanjutnya membangun Nagari Sagara Bingungg dan menebarkan agama Islam ke wilayah sekelilingnya. Sementara, Cikundul yang awalnya ialah sub nagari, jadi ibu nagari – tempat pemukiman masyarakat Djajasasana.

Tahun untuk tahun berakhir. Sampai mendekati tahun 1680, sub nagari yang disebut tempat Raden Djajasasana, mulai dikenali panggilan Cianjur (Tjiandjoer). Selanjutnya, wilayah itu berkembang cepat.

Perubahan itu mencakup sisi infrastruktur, budaya, agama, sampai kehidupan warga sekelilingnya. Ditambah lagi, wilayah itu mempunyai tanah yang subur, hingga pas ditanam beragam tumbuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *